You are on page 1of 16

( )

KEGUNAAN KLASIFIKASI IKLIM ADL SUATU METODE UTK MEMPEROLEH


EFISIENSI INFORMASI DLM BTK YG UMUM & SEDERHANA.

MESKIPUN SEMUA UNSUR IKLIM PENTING, HUB YG MENYATAKAN KE-


CUKUPAN PANAS & AIR BYK MEMPENGARUHI KLASIFIKASI IKLIM.

MACAM KLASIFIKASI IKLIM :


BERDSRKAN CARA PENENTUAN KRITERIA KLASIFIKASINYA,
MK KLASIFIKASI IKLIM DPT DIBAGI MENJADI :
1. KLASFKS IKLIM SCR GENETIK
2. KLASFKS IKLIM SCR EMPIRIK

FAKTOR2 IKLIM PENYEBAB KLASF IKLIM SCR GENETIK :


1. ALIRAN MASSA UDARA
2. ZONA2 ANGIN
3. BENUA DAN LAUTAN
4. PERBEDAAN PENERIMAAN RADIASI SURYA
Yang Mendasari Klasifikasi Iklim
Curah Hujan (Presipitasi)
Temperatur
Penguapan (Evaporasi)
Formasi Tumbuhan (Vegetasi)
Beberapa sistem klasifikasi iklim yang sampai sekarang masih digunakan
dan pernah digunakan di Indonesia antara lain adalah:

a. Sistem Klasifikasi Koppen:


Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur
dan curah hujan. Koppen memperkenalkan lima kelompok
utama iklim di muka bumi yang didasarkan kepada lima
prinsip kelompok vegetasi. Kelima kelompok iklim ini
dilambangkan dengan lima huruf besar yakni :
Tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik (tropical rainy climates).
Tipe iklim B adalah tipe iklim kering (dry climates).
Tipe iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm temperate rainy
climates).
Tipe iklim D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest
climates).
Tipe iklim E adalah tipe iklim kutub (polar climates) (Safi’i, 1995).

Pengaruh hujan digambarkan sebagai huruf kedua terdiri atas :


f : selalu basah, hujan setiap bulan > 60 mm.
s : bulan-bulan kering jatuh pada musim panas.
S : semi arid (steppa atau padang rumput).
w: bulan-bulan kering jatuh pada musim dingin (winter).
W : arid (padang pasir)
m : khusus untuk kelompok tipe A digunakan lambang m (monsoon)
yang berarti musim kemaraunya pendek, tetapi curah hujan tahunan
cukup tinggi sehingga tanah lembab dengan vegetasi hutan hujan
tropik.
F : daerah tertutup es abadi.

Berdasarkan dua kombinasi huruf pertama dan kedua maka ada 12 tipe
iklim menurut klasifikasi Koppen :
1. Daerah iklim hujan tropik : Af, Aw dan Am.
2. Daerah iklim kering : BS, BW.
3. Daerah iklim sedang berhujan : CF, Cs dan Cw.
4. Daerah iklim hujan dingin : Df, Dw.
5. Daerah iklim kutub : Ew, EF.
Penggolongan Iklim
Menurut MOHR
Yang Menjadi dasar adalah Bulan Basah & Bulan
Kering

Bulan basah  bulan yg memiliki curah hujan > 100


mm

Bulan kering  bulan yg memiliki curah hujan < 60


mm

Bulan Lembab  beraa diantara bulan basah dan


bulan kering.

Evaporasi tiap hari ± 2 mm


8. MOHR (1933)  BB, BK, E (2 mm/hari)

BB: Bulan basah : P > 100 mm/bln ; P > E


BK: Bulan kering : P < 60 mm/bln ; P < E
BL: Bulan lembab : 60 < P < 100 mm/bln.

Kelas Tk. Kelembaban DKB / th

I Basah 1 – 6 BL

II Agak basah 1 BK

III Agak kering 3 – 4 BK

IV Kering 6 BK

V Sangat kering > 6 BK


b. Sistim klasifikasi Scmidth-Ferguson.

Sistem iklim ini sangat terkenal di Indonesia. Menurut Irianto, dkk (2000)
penyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson lebih
banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut
Schmidt-Ferguson ini merupakan modifikasi klasifikasi iklim Mohr.
Penentuan tipe iklim dalam klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson hanya
memperhatikan unsur iklim hujan dan memerlukan data hujan bulanan
paling sedikit 10 tahun.

Kriteria yang digunakan adalah penentuan bulan kering, bulan lembab dan
bulan basah sebagai berikut :
Bulan Kering (BK) : bulan dengan hujan < 60 mm.
Bulan Lembab (BL) : bulan dengan hujan antara 60 – 100 mm.
Bulan Basah (BB) : bulan dengan hujan > 100 mm.

Schmidt-Ferguson menentukan BB, BL dan BK tahun demi tahun selama


periode pengamatan yang kemudia dijumlahkan dan dihitung rata-
ratanya. Penentuan tipe iklimnya mempergunakan nilai Q yaitu :
Dari perhitungan nilai Q tersebut dan dengan menggunakan segitiga
Schmidt-Ferguson maka didapatkan 8 tipe iklim dari A hingga H sebagai
berikut :

Rata-rata Bulan Nilai Q (%)


Kering

Rata-rata Bulan Basah

Gambar Nilai Q (%) untuk menentukan batas-batas tipe iklim berdasarkan


klasifikasi Schmidt-Ferguson.
 BB, BK = Mohr
rasio Q (quotient) =
jumlah rerata bulan kering
jumlah rerata bulan basah
Tipe hujan Rasio Q Klas iklim
A 0  Q < 0,143 sangat basah
B 0,143  Q < 0,333 basah
C 0,333  Q < 0,6 agak basah
D 0,6  Q < 1,0 sedang
E 1,0  Q < 1,67 agak kering
F 1,67  Q < 3,0 kering
G 3,0  Q < 7,0 sangat kering
H Q  7,0 luar biasa kering
A : Daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika.
B : Daerah basah dengan vegetasi hutan hujan tropika.
C : Daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba, diantaranya
terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kemarau.
D : Daerah sedang dengan vegetasi hutan musim.
E : Daerah agak kering dengan vegetasi hutan sabana.
F : Daerah kering dengan vegetasi hutan sabana.
G : Daerah sangat kering dengan vegetasi padang ilalang.
H : Daerah ekstrem kering dengan vegetasi padang ilalang.

c. Sistim Klasifikasi Oldeman.


Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada
jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi.
Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang
berlansung secara berturut-turut.
11

3. SISTEM KLASIFIKASI OLDEMAN

MASIH TERGOLONG KLASIFIKASI YG BARU DI INDONESIA.


CUKUP BERGUNA DLM KLASIFIKASI LAHAN PERT TAN PANGAN DI IND.
KRITERIANYA DIDSRKAN PD PERHIT BLN BASAH (BB), BLN LEMBAP (BL),
& BLN KERING (BK) YG BTSNNYA MEMPERHATIKAN PELUANG HUJAN,
HUJAN EFEKTIF & KEBUTHN AIR TAN.

KONSEP YG DIKEMUKAKAN OLDEMAN ADL :

a) PADI SAWAH AKAN MEMBUTUHKAN AIR RATA2 PER BULAN 145 mm


DLM MUSIM HUJAN.
b) PALAWIJA MEMBUTUHKAN AIR RATA2 50 mm PERBLN PD MUSIM
KEMARAU
c) HUJAN BLNAN YG DIHRPKAN MEMP PELUANG KEJADIAN 75 % =
= 0,82 x HUJAN RATA2 BLNAN DIKURANGI 30
d) HUJAN EFEKTIF UTK PADI SAWAH ADL 100 %
e) HUJAN EFEKTIF UTK PALAWIJA DG TAJUK TAN TERTUTUP RAPAT
SEBSR 75 %.
12

MAKA DPT DIHITUNG HUJAN BULANAN YG DIPERLUKAN UTK PADI SAWAH


MAUPUN PALAWIJA (X) =

PADI SAWAH = 145 = 1,0 ( 0,82 x – 30 )


X = 213 mm PERBLN

PALAWIJA = 50 = 0,75 ( 0,82 x – 30 )


X = 118 mm PERBLN

NILAI 213 & 118 mm / BLN SELJTNYA DIBULATKAN = 200 & 100 mm / BLN
SBG BATAS PENENTUAN BLN BASAH (BB) & BLN KERING (BK)

BLN BASAH (BB) : BLN DG RATA2 CURAH HUJAN > 200 mm


BLN LEMBAP (BL) : BLN DG RATA2 CURAH HUJAN 100 – 200 mm
BLN KERING (BK) : BLN DG RATA2 CURAH HUJAN < 100 mm

TIPE UTAMA KLASIFIKASI OLDEMAN DIBG MENJD 5 TIPE YG DIDSRKAN PD


JML BLN BSH BER-TURUT2. SDGKAN SUBDIVISINYA DIBG MENJADI 4
YG DIDSRKAN PD JML BLN KERING BER-TURUT2 :
13

TIPE UTAMA BLN BASAH BER-TURUT2

A >9
B 7-9
C 5-6
D 3-4
E <3

SUB DIVISI BLN KERING BER-TURUT2

1 <2
2 2-3
3 4-6

4 >6
Tipe
Iklim Penjabaran
A1, A2 Sesuai untuk padi terus menerus tetapi produksi kurang karena
pada umumnya kerapatan fluks radiasi matahari rendah sepanjang
tahun
B1 Sesuai untuk padi terus menerus dengan perencanaan awal
musim tanam yang baik. Produksi tinggi pada musim kemarau.
B2 Dapat tanam padi dua kali setahun dengan varietas umur pendek
dan musim kering yang pendek cukup untuk tanam palawija.
C1 Tanam padi dapat sekali dan palawija dua kali setahun.
C2,C3,C4 Setahun hanya dapat satu kali padi dan penanaman palawija yang
kedua harus hati-hati jangan jatuh pada bulan kering.
D1 Tanam padi umur pendek satu kali dan biasanya produksi bisa
tinggi karena kerapatan fluks radiasi matahari tinggi. Waktu tanam
palawija cukup.
D2,D3,D4 Hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun,
tergantung pada adanya persediaan air irigasi.
E Daerah ini umumnya terlalu kering, mungkin hanya dapat satu kali
palawija, itupun tergantung adanya hujan.
.

You might also like