Professional Documents
Culture Documents
LAKSAMANA ABIMANYU B
14-134
PENGERTIAN
Alzheimer Disease:
Suatu sindrom demensia yang
ditandai dgn penurunan
ingatan dan kemampuan
kognitif pasien secara
progresif
In 1906, Dr. Alzheimer noticed changes in the brain tissue of a woman who
had died of an unusual mental illness. He found abnormal clumps (now called
amyloid plaques) and tangled bundles of fibers (now called neurofibrillary
tangles). Today, these plaques and tangles in the brain are considered
hallmarks of AD.
Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali pada tahun 1907
oleh seorang ahli Psikiatri dan neuropatologi yang bernama
Alois Alzheimer.
Ia mengobservasi seorang wanita berumur 51 tahun, yang
mengalami gangguan intelektual dan memori serta tidak
mengetahui kembali ketempat tinggalnya, sedangkan wanita
itu tidak mengalami gangguan anggota gerak,koordinasi dan
reflek.
Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi yang
difus dan simetri, dan secara nikroskopik tampak bagian
kortikal otak mengalami neuritis plaque dan degenerasi
neurofibrillary.
ETIOLOGI
Faktor resiko
Usia
Riwayat keluarga
Abnormalitas pada gen ApolipoproteinE (ApoE)
terutama pada ras Kaukasian
PATOGENESIS
Pasien umumnya mengalami
atrofi kortikal dan berkurangnya
neuron secara signifikan, terutama
saraf kolinergik
Defisit Kognitif
Memory loss : susah mengingat, agnosia,
kehilangan barang
Dysphasia : Anomia (susah mengingat nama benda
atau orang), aphasia
Dyspraxia/apraxia
Disorientation : waktu, tempat, tidak mengenal
keluarga, teman, diri sendiri
Tidak bisa menghitung
Impaired judgment & problem solving skills
Gejala psikiatrik non-kognitif
Depresi
Gejala psikotik: halusinasi, delusi,curiga
Gangguan nonpsikotik yang merusak :
Agresif (fisik maupun verbal), hiperreaktif,
tidak kooperatif, menentang, melakukan
kegiatan berulang-ulang
DIAGNOSIS
1. Neuropatologi
Neurofibrillary Tangles (NFT)
Senile Plaque (SP)
Degenerasi neuron
Perubahan vakuoler
Lewy body
2. Pemeriksaan neuropsikologik
The Consortium to establish a Registry for Alzheimer
Disease (CERALD) menyajikan suatu prosedur
penilaian neuropsikologis dengan mempergunakan
alat yang bermanifestasi gangguan fungsi kognitif,
dimana pemeriksaannya terdiri dari :
1. Verbal fluency animal category
2. Modified boston naming test
3. Mini mental state
4. Word list memory
5. Constructional praxis
6. Word list recall
7. Word listr ecognition
3. CT Scan dan MRI
MRI peningkatan intensitas pada daerah kortikal dan
periventrikuler (Capping anterior horn pada ventrikel
lateral).Capping ini merupakan predileksi untuk demensia awal.
Selain didapatkan kelainan di kortikal, gambaran atropi subkortikal
- atropi hipokampus,
- amigdala, serta
-pembesaran sisterna basalis dan fissura sylvii.
TUJUAN TERAPI
Memelihara fungsi-fungsi pasien selama
mungkin, menunda perkembangan penyakit,
dan mengontrol gangguan/kelakuan yang
tidak diinginkan
Strategi terapi
Non farmakologi
Terapi non-farmakologi melibatkan pasien,
keluarga, atau pengasuh khusus untuk
mensupport, menghadapi dan memahami
kondisi pasien
Farmakologi
Terapi untuk mengatasi gejala penurunan
kognisi atau menunda progresivitas penyakit
Terapi simptomatik
Terapi menunda progresivitas
penyakit
inhibitor kolinesterase meningkatkan kadar
asetilkolin takrin, donepezil, rivastigmin,
galantamin
Antagonis reseptor NMDA : Memantine
antioksidan memperlambat progresivitas
penyakit Vit E, selegilin (MAO inhibitor)
alternatif terapi : ekstrak gingko biloba
neuroprotektif mengurangi kerapuhan kapiler,
efek antioksidan, dan menghambat agregasi
platelet masih perlu evidence yang lebih
banyak
ISSUE KHUSUS PENGGUNAAN ChE
INHIBITOR
ChE inhibitor merupakan terapi standar untuk Alzheimer
Tetapi, ada sebagian pasien yang tidak berespon baik terhadap suatu
ChE inhibitor, atau mengalami masalah safety/tolerability perlu
switching medication konsep ini sedang dikembangkan
Contoh : donepezil rivastigmine
Sebuah studi: 50 % pasien yang tdk responsif thd donepezil ternyata
berespon baik terhadap rivastigmine
Ada beberapa kemungkinan untuk switching :
Donepezil ke rivastigmine
Donepezil ke galantamin
Rivastigmin ke galantamine
Tetapi yang sudah banyak diteliti dan dipublikasikan tentang
guidelinenya adalah switching ke rivastigmin
Terapi simptomatik
Pada tahap tertentu, penderita sering disertai
gejala depresi, seperti gelisah, pelupa, dan
insomnia antidepresan
Insomnia perlu hipnotik, atau antidepresan
yang bersifat sedatif
Delusion curiga, menduga-duga yang
salah, paranoid antipsikotik (dicari yang
paling kurang efek sampingnya) atipikal
(klozapin, quetiapin, risperidon)
Pemantauan
Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor pertama yang
paling mempengaruhi prognostik penderita Alzheimer.